Masifnya penggunaan internet di dunia bisnis saat ini diprediksi akan meningkatkan bisnis e-commerce. Geliat sektor e-commerce akan semakin mengkilap seiring dengan peningkatan pemakaian internet. Diprediksi, ekosistem bisnis e-commerce yang kian lengkap dengan beragam fitur kemudahan yang ada akan mendorong perputaran uang di sektor ini hingga mencapai 1,8 triliun USD atau sekitar 25.000 triliun rupiah pada 2023.
Pemerintah Republik Indonesia juga memprediksi potensi pasar e-commerce akan terus tumbuh hingga 20 miliar USD pada 2020. Melalui Bank Indonesia (BI), pemerintah RI mengungkapkan bahwa ekonomi digital diproyeksikan menyumbang 155 miliar USD terhadap pendapatan domestik bruto (PDB) Indonesia. Disamping itu, e-commerce juga akan menumbuhkan tenaga kerja sebesar 3,7 juta tenaga kerja pada 2025.
Jika diukur berdasarkan negara ASEAN, Indonesia memimpin nilai transasksi e-commeerce di kawasan ASEAN dengan nilai 1,7 miliar USD pada 2015 dan menjadi 12,2 miliar USD pada 2018 dan diprediksi akan tumbuh menjadi 53 miliar USD pada 2025. Di urutan keduanya akan ada negara Vietnam pada 2025. Hal ini sebagaimana dikutip dari katadata.
Adapun jumlah pembeli digital di Indonesia diproyeksikan mencapai 43,9 juta pembeli pada 2022. Berdasarkan data dari Statista yang dikutip dari Katadata, penjualan ritel e-commerce Indonesia di 2022 akan mencapai 16,5 miliar USD. Sementara pembeli digital Indonesia diperkirakan mencapai 43,9 juta pembeli pada 2022 dengan penetrasi 15,7% dari jumlah penduduk Indonesia. Penjualan ritel e-commerce Indonesia merupakan yang terbesar di kawasan Asia Tenggara. Berdasarkan proyeksi Statista, penjualan ritel perdagangan digital Indonesia mencapai 5,29 miliar USD. Angka tersebut merupakan yang tertinggi dibanding penjualan ritel e-commerce negara ASEAN lainnya seperti Thailand sebesar 2,89 miliar USD, Singapura (2,13 miliar USD), Malaysia (1,97 miliar USD) dan Vietnam (1,71 miliar USD).
Bisa dilihat dari tabel dibawah ini :
Media Sosial Penyumbang Terbesar Transaksi E-Commerce, Bukan Marketplace!
Namun ada fakta yang cukup mengagetkan, dari sekian banyak transaksi melalui e-commerce tersebut hanya 16% penjual dan pembeli memanfaatkan marketplace. Para netizen lebih memilih media sosial seperti facebook dalam melakukan transaksi e-commerce. Berdasarkan survey Asosiasi E-commerce Indonesia (IdEA), transaksi digital melalui media sosial seperti facebook dan instagram mencapai 66%. Posisi teratas masih dipegang oleh Facebook dengan torehan 43%. Ini artinya bahwa pembeli dan penjual yang sebagian besarnya merupakan pengusaha kecil dan menengah (UMKM) lebih banyak menggunakan media sosial sebagai tempat untuk bertransaksi online dibandingkan platform marketplace ataupun website milik sendiri sebagaimana dikutip dari Katadata.
Jika dilihat dari data diatas, peran media sosial masih mendominasi penggunaan platform belanja online. Facebook menorehkan 43% sementara marketplace hanya 16%. Inilah yang menjadi pekerjaan rumah para e-commerce marketplace di Indonesia. Sehingga perlu menarik minat netizen untuk lebih menggunakan marketplace dalam bertransaksi online.
Mungkin saja, para pembeli dan penjual belum mengetahui tentang kemudahan dari marketplace atau mungkin juga marketplace yang sudah hadir di Indonesia belum memuaskan keinginan penjual dan pembeli sehingga lebih menggunakan media sosial untuk transaksi e-commerce. Hal inilah yang menjadi pertanyaan besar bagi para pelaku bisnis marketplace di Indonesia.
Marketplace harus bisa mengambil ceruk pasar yang besar melebihi 16% dalam transaksi e-commerce. Peluang tersebut masih sangat terbuka lebar asalkan marketplace di Indonesia mampu memberikan nilai lebih kepada penjual dan pembeli. Bukan hanya sebagai tempat penyedia atau lapak dagangan yang dipamerkan via online saja. Marketplace harus lebih dari itu dengan memberikan sejumlah fitur yang inovatif.
Permasalahannya, sudahkah ada marketplace di Indonesia yang mampu memberikan nilai lebih kepada penjual dan pembeli? Apalagi sampai didukung dengan fitur canggih yang bisa menjadi tempat untuk memasarkan produk sekaligus mengedukasi para penjual dan pembelinya?
MIND Siap Menjadi Leader Marketplace Indonesia
Kini sudah hadir marketplace yang siap untuk memenangkan peta persaingan di dunia e-commerce. Indonesia telah memiliki marketplace madeinindonesia.com (MIND). MIND adalah Marketplace B2B2C Internasional yang siap memasarkan produk dan jasa milik vendor meraih pasar domestik dan mancanegara.
MIND marketplace bukan hanya sekadar platform marketplace yang menyediakan space untuk memasarkan produk atau jasa. Lebih dari itu, MIND Marketplace merupakan platform yang siap mendukung usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di Indonesia untuk komersialisasi, digitalisasi dan internasionalisasi. Karena di MIND menghadirkan pusat inovasi dan solusi yang dikenal dengan MIND Inovation & Solution. MIND akan memberikan dukungan offline dan online yang diperlukan bagi sektor mikro dan kecil, seperti berbagai pelatihan untuk menggunakan teknologi untuk bisnis dan membantu mereka meningkatkan fasilitas keuangan seperti cara mendapatkan pinjaman dari bank.
Platform MIND dilengkapi dengan fitur AI, Otomasi dan integrasi menyediakan solusi multi-channel yang terdiri dari CRM canggih, pemesanan massal, checkout satu klik, teknologi configure-price-quote (CPQ), sistem RFQ real-time, sistem obrolan multi-bahasa real time dan pameran dagang online. Teknologi MIND tidak memberikan batasan untuk bisnis Indonesia dan pada saat yang sama memberikan pengalaman pembelian yang unggul bagi konsumen sementara fitur interaktif memandu penjual untuk menjangkau dan menghasilkan prospek bisnis yang relevan dan memberikan pengalaman yang unggul untuk mendorong pesanan berulang.
MIND memiliki teknologi mutakhir CRM & ERP berbasis Cloud dan waktu nyata untuk Perusahaan Kecil dan Produsen. Sehingga, Bisnis Kecil & Menengah dapat secara drastis meningkatkan produktivitas, pendapatan, dan output dengan mengotomatiskan arus bisnis. Solusi teknologi yang mudah dan tangguh untuk manajemen inventaris Anda hingga manajemen gudang, manajemen produk hingga manajemen pesanan hingga manajemen grosir yang terhubung langsung ke pasar MIND untuk jangkauan global dan penjualan langsung.
Secara jaringan internasional, MIND telah bekerja dengan lembaga pemerintah mulai dari Kementerian Perdagangan, Kementerian Perindustrian, Lembaga Pengembangan Perdagangan Luar Negeri, organisasi internasional seperti Britcham, perwakilan perdagangan di lebih dari 6 negara. MIND akan membantu mengatasi banyak peraturan perdagangan dan memudahkan usaha kecil melakukan perdagangan luar negeri.
MIND juga bekerja sama dengan Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) -Indonesia Eximbank (IEB) untuk mendukung program ekspor nasional melalui pembiayaan ekspor nasional yang disediakan dalam bentuk pembiayaan, jaminan, asuransi, dan layanan konsultasi. Jaringan adalah aspek kunci dari bisnis internasional, itulah sebabnya MIND bermitra dengan organisasi jaringan internasional seperti Jaringan bisnis internasional dengan lebih dari 230.000 profesional bisnis dari beragam latar belakang bisnis.
Selain itu MIND juga bertujuan untuk berkolaborasi dengan banyak pameran dan pameran dagang internasional terkemuka seperti AgQuip untuk produk pertanian, CEBIT untuk teknologi dan produk informasi, pameran teknis internasional untuk industri mesin besar dan banyak lagi. Dengan sejumlah fitur tersebut yang tidak dimiliki oleh platform marketplace lain, bukan hal yang mustahil MIND Marketplace akan menjadi pemenang di pasar marketplace dan menaikkan persentase transaksi e-commerce di Indonesia lebih dari 16%.