Jakarta, 26 Juni 2020. Pemeritah telah mengalokasikan dana penanggulangan dampak Covid-19 lebih dari Rp 600 triliun yang dialokasikan kepada tiga sektor paripurna & sektor hilir terkait yaitu sektor kesehatan, kemudian sektor sosial melalui Jaring Pengaman Sosial dan sektor UMKM. Selain itu anggaran berbagai Kementerian dan Lembaga juga direalokasi untuk penanggulangan wabah ini. BUMN juga turut urun dukung menyisihkan sumberdaya mereka untuk hal ini.
BUMN yang memang sejak lama menjalankan investasi pada sustainability melalui Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) dan Corporate Social Responsibility (CSR). BUMN sudah memiliki wadah dan manajemen yang siap memasukan dukungan krisis ini sebagai prioritas kegiatan terutama dalam konteks memastikan usaha rakyat jelata khususnya UMKM tidak ambruk karena dampak wabah ini pada sektor ekonomi sangat fatal dan hampir semua usahawan megap-megap apalagi usahawan UMKM.
PT Sarinah (Pesero) telah berkontribusi lebih dari satu milyar rupiah tahun 2019 hingga awal kwartal 1. 2020. Kontribusi ini relatif tidak besar namun sumberdaya yang diberikan Sarinah adalah bauran dari sinerji BUMN dan jika dipadukan akan menjadi cukup signifikan.
Sarinah yang memang sejak awal didirikan adalah untuk menaungi dan menjadi etalase produk–produk UMKM, maka Sarinah memiliki posisi yang unik karena berperan juga sebagai saluran penerima manfaat (beneficiary). Ratusan UMKM peritel Sarinah adalah kelompok terdampak yang satu atap dengan Sarinah. Sehingga denyut nadi usaha mereka langsung dirasakan oleh Sarinah. Salah satu bentuk keberpihakan Sarinah kepada UMKM sejak dulu adalah tidak melakukan skema sewa tempat tetapi melalui bagi-hasil. Sewa tempat bagi UMKM umumnya sangat berdampak pada arus kas atau cash flow mereka yang justru mereka perlukan untuk modal kerja, pemasaran serta biaya operasional.
Kegiatan PKBL dan CSR Sarinah difokuskan pada program kemitraan dengan UMKM seperti dukungan permodalan, pelatihan, pemasaran, pameran, serta pra-saranan dan sarana pasar. Untuk CSR Sarinah telah melaksanakan dukungan disektor pendidikan, pemugaran dan pembangunan rumah ibadah, bantuan kemanusiaan seperti pada bencana alam, transportasi mudik bareng, bantuan pada anak yatim piatu, kaum duafha, bantuan kesehatan dan lain-lain.
Mengakhiri tengah tahun pertama 2020, wabah Covid-19 belum mereda. Namun Sarinah bersama rekan-rekan BUMN dalam arahan dan kebijakan Kementerian BUMN diberi kemuliaan dengan menjalan amanah penderitaan rakyat dan tidak semata pad sektor bisnis semata.
Saat pertama wabah ini terdeteksi diawal Maret 2020, Kementerian BUMN justru menjadi pionir dalam menyediakan RS Darurat di Wisma Atlet Kemayoran yang didirikan, disiapkan dan dilengkapi dalam tempo sangat singkat. Juga dilakukan pengelolaan pengadaan APD, alat-alat kesehatan (alkes)_ baik dari dalam maupun luar negeri. Seluruh BUMN all out mendukung pencegahan, pengobatan dan mitigasi Covid-19. SOE. Beyond the call of business duty.
Krisis atau bencana kesehatan ini bila berkepanjangan akan menjadi krisis total terutama karena faktor ekonomi makro seperti meningkatnya pengangguran dampaknya menekan daya beli konsumen. Kemudian pertumbuhan ekonomi negatif berdampak pada menurunnya pendapatan negara. Investasi dan operasi yang mangkrak atau tertunda terutama pada industri yang bukan bersifat primer seperti pariwisata, elektonik, otomotif, serta industry life style.
Menyadari hal ini maka strategi new normal dan ketentuan yang digariskan pemerintah maka Sarinah akan melakukan transformasi strategi bisnis dengan lebih menggalakan pemanfaatam pasar dijital atau e-commerce, kemitraan strategis dengan rekan BUMN dan melakukan re-branding agar lebih appealing atau berdaya pikat pada kalangan muda, trend setter dan komunitas pecinta produk lokal di sektor ekonomi kreatif dan ritel.