Pada tanggal 12 Juli 2018, Indonesia dikejutkan dengan kabar bahwa BPOM melakukan penarikan obat yang cukup banyak digunakan masyarakat dengan penyakit jantung, hipertensi dan stroke, yaitu Valsartan. Tentunya bagi masyarakat yang rutin menggunakan obat ini, maupun yang mungkin sudah terbiasa membelikan obat ini untuk keluarga mereka yang sakit, menjadi suatu hal yang membingungkan sekaligus menakutkan mendengar berita penarikan valsartan tersebut.
Baca juga : Sayang Anak? Jangan Sembarangan Meletakkan Obat Anda
Yang kemudian menjadi pertanyaan, apakah penderita harus dengan segera menghentikan pengobatannya dalam menggunakan valsartan? Lalu apakah penderita yang sudah selama ini menggunakan valsartan terancam kondisi kesehatannya?
Berikut hal-hal harus Anda ketahui terkait penarikan obat Valsartan :
1. Hanya dua merek obat Valsartan di Indonesia yang ditarik
Berdasarkan penjelasan BPOM yang ditampilkan di laman www.pom.go.id, hanya Valsartan yang berasal dari perusahaan industri obat PT. Actavis Indonesia dengan nama Varten (80 dan 160 mg) dan PT. Dipa Pharmalab Intersains dengan nama merek Valesco (40 mg, 80 mg dan 160 mg).
Penarikan valsartan pada kedua industri obat ini dikarenakan keduanya menggunakan bahan baku valsartan produksi Zhejiang Huahai Pharmaceuticals, Linhai, China. Di dalam bahan baku valsartan tersebut ditemukan adanya pengotor Nitrosodimethylamine (NDMA) yang diketahui bersifat karsinogenik.
2. NDMA dapat menyebabkan kanker
Terdapat bukti kuat bahwa NDMA menunjukkan adanya sifat karsinogenik atau penyebab kanker dalam percobaan hewan, oleh karena itu NDMA ditetapkan memiliki kemungkinan besar bersifat karsinogenik pada manusia. Senyawa NDMA dapat secara tak diinginkan terbentuk melalui reaksi kimia oleh zat-zat tertentu yang biasa dilakukan di industri-industri seperti pabrik pestisida, karet dan ban, pabrik cat, ataupun pabrik obat.
Adanya pengotor NDMA yang ditemukan dalam bahan baku valsartan diduga disebabkan oleh perubahan/modifikasi metode pembuatan bahan baku oleh pabrik Zheijiang. Sejak hak paten Valsartan (Diovan) berakhir di tahun 2012, semua perusahaan industri farmasi memiliki hak untuk memproduksi sendiri bahan baku dan obat jadi valsartan, meskipun dengan perubahan/modifikasi metode pembuatan yang dianggap aman dan sesuai dengan standar yang ada.
3. Efek jangka panjang Valsartan dengan NDMA belum dapat diketahui
Dikarenakan sudah sejak tahun 2012 pabrik Zheijiang memproduksi bahan baku valsartan, tentu bagi penderita yang sejak lama menggunakan valsartan merasa khawatir terhadap akibat yang dapat ditimbulkan oleh NDMA. Namun meskipun NDMA memiliki sifat karsinogenik, jumlahnya hanya sedikit terdapat dalam bahan baku Valsartan sehingga saat ini masih belum bisa diketahui efek jangka panjang bagi tubuh penderita yang menggunakannya. BPOM dan EMA (European Medicines Agency) saat ini masih melakukan pemeriksaan dan pengkajian lebih lanjut mengenai bahan baku tersebut.
Baca juga : Kimia Farma Kantongi Izin Edar Obat Hepatitis C Generasi Terbaru
4. Pasien tidak harus menghentikan pengobatan dengan Valsartan
Oleh karena tidak semua merek valsartan yang dianggap berbahaya, maka pasien/penderita tidak harus serta merta menghentikan terapinya. Valsartan dengan nama merek selain yang telah disebutkan di atas, dianggap masih aman untuk tetap digunakan oleh pasien. Namun jika pasien pernah menggunakan valsartan yang telah ditarik ataupun merasa ragu dengan valsartan yang saat ini diminum, sebaiknya pasien segera berkonsultasi dengan dokter atau apoteker di fasilitas kesehatan terdekat.
Apabila ada hal-hal lain yang ingin dikonsultasikan dan ditanyakan, dapat menghubungi contact center “Kimia Farma Care” di nomor 1500-255, dari Senin – Minggu pukul 07.00 – 21.00 WIB (pulsa lokal) atau Facebook/KimiaFarmaCare dan Twitter @kimiafarmacare. Dalam contact center tersebut, Anda dapat memperoleh berbagai informasi yang diperlukan, baik konsultasi obat secara langsung dengan Apoteker, lokasi apotek Kimia Farma terdekat, keluhan pelanggan dan informasi lainnya.