Nilai Ekspor September Turun 3.84 Persen Dibanding Bulan Sebelumnya

18 Okt 2021
Kantor Biro Pusat Statistik (BPS) melaporkan nilai ekspor Indonesia pada bulan September 2021 mencapai US$20,60 miliar atau turun 3,84 persen dibanding ekspor pada bulan Agustus 2021. Akan tetapi, dibanding September 2020 nilai ekspor naik sebesar 47,64 persen.
 
Sementara itu, ekspor nonmigas September 2021 mencapai US$19,67 miliar, turun 3,38 persen dibanding Agustus 2021, namun naik 48,03 persen dibanding ekspor nonmigas September 2020.
 
Secara kumulatif, nilai ekspor Januari–September 2021 mencapai US$164,29 miliar atau naik 40,38 persen dibanding periode yang sama tahun 2020, demikian juga ekspor nonmigas mencapai US$155,46 miliar atau naik 39,84 persen.
 
“Penurunan terbesar ekspor nonmigas September 2021 dibandingkan Agustus 2021 terjadi pada komoditas lemak dan minyak hewani/nabati sebesar US$1.233,9 juta [30,45 persen], sedangkan peningkatan terbesar terjadi pada besi dan baja sebesar US$286,2 juta [16,24 persen],” menurut pernyataan resmi BPS.
 
Sementara itu, jika dilihat per sektor, ekspor nonmigas hasil industri pengolahan Januari–September 2021 naik 35,40 persen dibanding periode yang sama tahun 2020, demikian juga ekspor hasil pertanian naik 6,37 persen dan ekspor hasil tambang dan lainnya naik 76,29 persen.
 
Jika dilihat negara tujuan ekspor, ekspor nonmigas September 2021 terbesar adalah ke China yaitu US$4,54 miliar, disusul Amerika Serikat US$2,34 miliar dan Jepang US$1,54 miliar, dengan kontribusi ketiganya mencapai 42,83 persen. Sementara ekspor ke ASEAN dan Uni Eropa (27 negara) masing-masing sebesar US$3,53 miliar dan US$1,58 miliar.
 
Daerah-daerah di Indonesia yang menjadi penghasil barang ekspor atau provinsi asal barang, ekspor Indonesia terbesar pada Januari–September 2021 berasal dari Jawa Barat dengan nilai US$24,67 miliar (15,02 persen), diikuti Jawa Timur US$16,93 miliar (10,31 persen) dan Kalimantan Timur US$16,11 miliar (9,80 persen).